Beberapa Prestasi China Yang Mengejutkan Dunia Dan Asia Saat Tahun 2020 
2020 - China is a super power

Tiangong (Stasiun Luar Angkasa China)



Tiga astronaut China, satu di antaranya perempuan, berhasil merapat pada modul ruang angkasa Tiangong 1, Senin (18/6). Ketiganya tiba menggunakan pesawat luar angkasa Shenzhou-9 yang bertolak dari Bumi sejak Sabtu 16 Juni 2012.

Proses merapatnya Jing Haipeng, Liu Wang, dan Liu Yang, nama ketiga astronaut itu, memakan waktu kurang dari tiga jam. Sekaligus jadi pesawat berawak China pertama yang berhasil merapat di Tiangong 1. Dua usaha sebelumnya dilakukan hanya menggunakan kendali jarak jauh.

Ini juga menjadi sejarah buat China karena akan jadi negara ketiga di dunia yang merintis pembangunan stasiun luar angkasa internasional. Teknologi rumit dan memakan biaya besar dari stasiun luar angkasa sebelumnya hanya berhasil dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia di tahun 1960-an. Sedangkan China menargetkan stasiun tersebut selesai pada tahun 2020.

Momen krusial ini disiarkan langsung oleh media lokal China. Dalam tayangan, terlihat para astronaut, termasuk Liu Yang, perempuan yang juga pilot Angkatan Udara, melambaikan tangan ke kamera. Mereka dijadwalkan menjalani misi selama 13 hari dengan tugas terberat mengendalikan pendaratan pesawat di modul Tianging 1 secara manual.

Tiangong 1 diluncurkan sejak tahun 2011 dengan bobot seberat 54 ton. Sedikit lebih ringan dibanding Skylab milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di tahun 1970-an. Dan hanya seperenam ukuran dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang merupakan proyek gabungan dari lima badan antariksa di dunia --AS, Rusia, Jepang, Kanada, Eropa.

Negeri Tirai Bambu pertama kali meluncurkan manusia ke luar angkasa pada tahun 2003. Dua tahun kemudian, dua astronaut berhasil dilayangkan ke luar angkasa. Dan di tahun 2008, tiga astronaut yang dikirimkan dan berhasil melakukan misi berjalan di luar angkasa.
(Zika Zakiya. Sumber: Physorg, CBS)
http://ngi.cc/nV3






Pesawat Tempur Siluman J-20
China dilaporkan menguji coba pesawat perdana mereka. Beijing telah menunjukkan taringnya dengan sukses menguji coba pesawat jet tempur berteknologi siluman atau pesawat tempur generasi kelima, yakni J-20 Mighty Dragon.


Pesawat tempur itu menjadi andalan China dalam mempertahankan teritorialnya. Dengan suksesnya uji coba J- 20,musuh bebuyutan Negeri Panda, Amerika Serikat (AS) langsung bersikap waspada dengan perkembangan teknologi militer Negeri Tirai Bambu itu yang dinilai sangat pesat. Informasi yang tidak diragukan menyebutkan teknologi J-20 hampir sama seperti pesawat siluman terbaru AS, yakni F-22 Raptor dan B-2 Spirit.

Baik J-20 dan pesawat siluman lainnya memiliki teknologi yang membuat mereka tidak dapat dipantau radar musuh dan mampu menghindari sinar laser. Menteri Pertahanan AS Robert Gates pun terkagum-kagum atas teknologi yang dikembangkan China. “Menurut saya, yang telah kita saksikan adalah mereka (China) bisa jadi sudah lebih maju dari yang diperkirakan intelijen kami dalam membuat pesawat itu,” papar Gates. J-20 itu terbang dari pangkalan udara di Chengdu selama 15 menit

Jet tempur siluman China memiliki bodi lebih besar dari jet siluman yang sudah ada. J-20 dikemudikan satu orang,dua mesin,serta lebih berat dan besar dari Sukhoi T-50 milik Rusia dan F-22.Menurut Ted Galen Carpenter, seorang ahli pertahanan di Institut Cato,Washington, mengatakan bahwa pesawat tempur China ini tidak akan membawa perubahan.

“Keseimbangan kekuatan dunia tidak akan berubah dalam 10 tahun mendatang.Namun, secara psikologi dan simbol memang penting,” tutur Carpenter. China selama ini terganggu dengan kehadiran militer Amerika di halaman belakang mereka. Sebelumnya, para analis memperkirakan J-20 bakal dirilis pada 2019 mendatang.Yang membuat miris pada pakar pertahanan adalah J-20 memadukan antara teknologi Rusia dan AS.Kekurangan teknologi pesawat siluman AS dan Rusia ditutupi J-20.Rentang sayap dengan lebar 14 meter dan berbobot 36.000 kg membuat pesawat tersebut sangat kokoh.

Meski dituduh mencuri teknologi pesawat siluman AS, Beijing mengklaim bahwa teknologi J-20 merupakan buatan anak dalam negeri. China dituduh mengambil rahasia pesawat siluman saat pesawat F-117 Night Hawk ditembak jatuh Serbia tahun 1999. Pencurian teknologi siluman juga bisa dilakukan melalui penyelundup dari Taiwan ke China. April lalu dua orang warga AS asal Taiwan ditangkap karena berusaha memperoleh rahasia pesawat siluman. J-20 Mighty Dragon yang melakukan uji terbang itu juga diyakini memakai mesin buatan Rusia, sehingga China dalam waktu dekat tidak mampu membuat pesawat itu dalam jumlah besar sebelum menemukan mesin yang analog.

Sementara itu, Matthew Buckley, pilot jet tempur Angkatan Laut AS menyebutkan bahwa J-20 memiliki kemampuan siluman.“Pesawat F-18 yang saya terbangkan seperti truk besar dalam radar. Pesawat itu ada kemungkinan sama sekali tidak tampak,” tuturnya.

Di sisi lain,menurut KerryBrown, dari lembaga Chatham House,J-20 menunjukkan kemampuan riset militer China.“Namun,kemampuan Beijing masih jauh di belakang AS,” ujarnya. Kemampuan J-20 hanya untuk kepentingan pertahanan China dan menekan Taiwan yang belakangan memperkuat pertahanan udaranya dengan mendapat 66 jet tempur F-16 yang kemudian diveto Obama. 2020 - China is a super power