Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendikia



Hymne guru diatas selalu dinyanyikan setiap peringatan Hari Guru atau saat event yang berkaitan dengan pendidikan. Guru ibarat pelita. Maknanya : Guru itu rela membakar diri untuk menerangi orang lain. Artinya, guru rela mengorbankan diri agar murid-muridnya memiliki pengetahuan dan sukses sebagai manusia. 
Tapi, yang bikin prihatin, tak sedikit murid yang suka menentang nasihat gurunya, terlepas dari apa penyebab yang sesungguhnya. Banyak kasus terjadi di sana sini bagaimana seorang siswa berani melawan nasehat gurunya, bahkan sampai "memperkarakan" gurunya entah karena apa.
Padahal nasihat guru untuk muridnya diberikan agar si murid sanggup menjalani hidup dengan sebenarnya. Guru yang lebih tua tentu lebih berpengalaman dalam soal hidup dan memberikan wawasan bagaimana menghadapi kehidupan di masa mendatang.
Percaya atau tidak, banyak nasihat dari guru yang berguna ketika si murid sudah dewasa kelak. Bahkan nasihat itu bisa membuat sang mantan murid meraih kesuksesan dalam dunia karir bila mempraktekkannya.
Camkan nasehat saya untuk siswa dan anak bangsa semuanya, yang saya terima dari guru saya ketika saya masih sekolah dulu. Nasihat yang tak terlupakan dan selalu dikenang dalam saya berkarir :
1. Ibadah

Sikap utama yang selalu ditanamkan oleh guru adalah terkait dengan spiritualitas kita sebagai murid. Terutama adalah niat utama dalam belajar di sekolah. Berangkat dari rumah jangan diniati yang lain-lain, cukup diniati sebagai bagian dari ibadah. Guru saya dulu menjelaskan, niat ibadah termasuk di dalamnya sebagai bagian dari bakti kita kepada orangtua. Anda sekolah gratis ataupun membayar SPP, pasti tetap membutuhkan uluran tangan orang tua dalam biaya. Nah, ketika kita belajar dengan niat ibadah, maka pasti setiap langkah dan usaha kita akan diridhoi oleh Allah SWT. Karena itu, jangan lupa senantiasa berdoa, sebelum, sedang dan sesudah belajar, baik di sekolah maupun di rumah.
2. Ikhlas
Masa belajar adalah masa melatih keikhlasan. Seringkali kita menghadapi guru yang killer, memberi tugas aneh-aneh dan semuanya menjadi beban. Waktu bermain kita terkadang tersita dengan tugas-tugas dari guru. Tak jarang pula setelah kita mengerjakan masih dianggap salah dan harus dikerjakan ulang. Setelah itu dimarahi pula. Nah pembelajaran yang paling penting disini adalah bagaimana kita ikhlas dalam menerima semuanya. Konteksnya adalah kita sedang dilatih dan diajari untuk menjadi lebih baik. Tak ada satupun guru yang berniat jelek, bahkan ketika sedang memarahi anda. Karena itu, apapaun yang diperintahkan dan ditugaskan oleh guru semuanya dalam rangka menuju keberhasilan anda. Harus ikhlas. IKhlas.

3. Disiplin

Pernah ga ditegur guru gara-gara sering datang sekolah terlambat? Teguran itu bukan tanpa alasan. Dalam kehidupan, budaya disiplin sangat penting, apalagi di dunia kerja.
Sebagai pegawai, kedisiplinan amat diperlukan untuk  menaiki tangga karir. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran karir adalah kedisiplinan.
Bila selalu datang tepat waktu, tak pernah telat menyelesaikan tugas, dan pandai mengatur waktu, bukan tak mungkin kita naik pangkat dengan cepat.
Kalau jadi pengusaha, disiplin juga penting agar pemasukan dan pengeluaran bisa diatur sedemikian rupa sehingga duit bisa terus diputar untuk menjaga kelangsungan usaha. Selain itu, kedisiplinan pengusaha juga wajib diterapkan agar diteladani anak buah.




4. Pantang menyerah
Ga hanya guru mata pelajaran di kelas, guru olahraga juga sering memberi nasihat. Salah satunya, jangan mudah menyerah!
Untuk kelancaran karir, nasihat ini berguna untuk menanamkan semangat juang, terutama buat pengusaha. Menjadi pengusaha pasti mengalami tekanan. Pada saat itulah nasihat untuk pantang menyerah ini harus diingat agar semangat tak gampang goyah.
Nasihat ini juga penting buat karyawan. Untuk karyawan, jangan pernah mudah menyerang dalam mengejar kenaikan pangkat.




5. Bekerja sama
Nasihat kerja sama di sini tentu bukan berarti saling nyontek pas ujian. Tapi bekerja sama dalam kelompok belajar agar sama-sama mendapat pengetahuan baru dan tugas selesai dengan lebih baik.

Dalam berkarir, kerja sama mutlak diperlukan dengan kolega agar pekerjaan cepat selesai dan hasilnya memuaskan. Bahkan dalam kerja sama ini bisa muncul jiwa kepemimpinan.
Kalau bagi pengusaha, kerja sama dengan pegawai penting agar usaha berjalan dengan lancar dan sukses.


6. Menghormati yang lebih tua
Guru meminta murid menghormati orang yang lebih tua bukan berarti dia gila hormat. Ada manfaat khusus bagi mereka yang lebih muda jika menghormati orang tua.
Saat menjadi pegawai, menghormati atasan atau rekan kerja yang lebih tua pasti membuat kita mendapat penghargaan di mata mereka karena dianggap tahu sopan santun. Tapi ingat, menghormati bukan berarti mengiyakan apa saja perkataan mereka.
Buat wirausaha, menghormati pekerja yang berusia lebih tua juga bagus untuk menunjukkan etika sehingga pekerja lain segan terhadap kita.

7. Jujur
Kalau di sekolahmu dulu ada kantin kejujuran dan kamu selalu membayar apa yang kamu ambil di sana, itu hebat! Guru menasihati kita agar selalu jujur walau konsekuensinya berat, seperti nilai ujian jelek gara-gara ga nyontek karena mau jujur.
Sekarang ini terasa, pegawai yang jujur lebih dihargai atasan karena tak suka mengarang-ngarang alasan saat berbuat salah. Mengakui kesalahan lebih baik ketimbang bikin alasan yang ternyata tak masuk akal.
Buat pengusaha, kejujuran menjadi modal untuk mendapat kepercayaan, misalnya untuk mendapat pinjaman kredit usaha dari bank.


8. Peduli terhadap orang lain
Peduli terhadap orang lain

Guru kerap meminta siswa-siswanya latihan bersimpati dan berempati. Saat teman kesusahan karena sakit, misalnya, guru meminta para murid menjenguk dan mengumpulkan donasi.

Ini penting karena, dalam karir, kepedulian terhadap rekan kerja dan pekerjaan menjadi modal penting buat naik jabatan. Sebab, kita akan dinilai mempedulikan perusahaan. Bukan tak mungkin kita bisa dimasukkan ke jajaran manajemen karena kepedulian itu, selain faktor prestasi ya.
Sedangkan buat wiraswasta, kepedulian terhadap orang lain bisa saja dengan mempekerjakan orang sekitar. Karena dengan begitu berarti kita membantu mereka agar dapat bekerja.
9. Rajin
Kayaknya ga ada guru yang ga meminta muridnya agar rajin, khususnya rajin belajar. Bahkan dulu di rapor saya ada nilai kerajinan di rapor.  Walau nilai kerajinan ga mempengaruhi kenaikan kelas, tapi tetap saja kalau nilainya C kita kena semprot orang tua. Di raport zaman sekarang juga masih ada nilai Kerajinan.
Sekarang dapat dirasakan ketika saya menjadi pegawai yang rajin bekerja tentu lebih berpeluang naik jabatan lebih cepat daripada mereka yang malas. Sedangkan teman-teman yang menjadi pengusaha yang rajin terjun langsung ke usahanya sudah tentu lebih bisa mengatur bisnisnya karena memahami apa yang dia geluti.