Refleksi Diri Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) 


         Beberapa tokoh pergerakan yang yang ada di Indonesia merupakan sosok insan yang konsisten, terpelajar, radikal, dan pandai bersiasat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, tidak banyak yang meninggalkan lembaga yang didirikan sejak zaman penjajahan Kolonial Belanda dan bertahan hingga sekarang serta nama dan waktu lahirnya diperingati oleh jutaan penduduk Indonesia kontemporer. Diantara tokoh penggerak masuk di dalamnya akan tetapi tidak ada jejak lembaga yang telah didirikan dan bertahan hingga sekarang. Hanya jejak lembaga pendidikan yang telah didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara hingga saat ini bertahan.
            Ki Hadjar Dewantara menerapkan pendidikan yang humanis yaitu memanusiakan manusia yang berbudaya dan berkembang secara kognitif (daya cipta), afektif (daya rasa), dan konatif ( daya karsa). Dengan kata lain prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah “to educate the headthe heartand the hand”. Selain dari itu dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara juga dikatakan bahwa guru hendaknya mempunyai ketauladan lebih dahulu, baru sebagai fasilitator dalam mengajar. Hal ini dapat kita mengerti dari arti nama Hajar Dewantara yang mempunyai arti guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran, dan keutamaan.
            Nah, bagaimana guru-guru di era milenial ini mengkritisi filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara ? Saya menyimak dari tulisan teman-teman Guru Penggerak yang saya fasillitasi dalam Program pendidikan Guru Penggerak. Kali ini tulisan refleksif yang sangat kritis dari teman-teman dari Wonogiri kelas 085 angkatan 4.  Sangat menarik dan menginspirasi guru lain.



FITA ARUMBA DEWI :

Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara Mengenai Pendidikan dan Pengajaran

Yang saya ketahui mengenai Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan , beliau merupakan salah satu pahlawan Nasional yang dikenal dengan sebutan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Ketika mendirikan Taman Siswa sebagai wadah pendidikan pribumi, Ki Hajar Dewantara membuat tiga Semboyan pendidikan yang sampai saat ini masih digunakan:  

Pertama Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing berarti "di", ngarsa artinya "depan", sung berarti "jadi", dan tulada yang merupakan "contoh" atau "panutan" jadi seorang guru adalah pendidik yang harus memberi contoh atau menjadi panutan.

Kedua Ing Madya Mangun Karso, Ing artinya "di", madya memiliki arti "tengah", mangun berarti "membangun" atau "memberikan", dan karsa memiliki arti "semangat", atau "niat". Di mana artinya seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-menerus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk berkarya.

Ketiga, Tut Wuri Handayani Tut wuri artinya "di belakang" atau "mengikuti dari belakang" dan handayani yang berarti "memberikan semangat". yang bermakna seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karya anak-anak didiknya.
semboyan ini memiliki arti dalam setiap diri kita harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi insan yang berkarakter.

Menurut Ki Hadjar, Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat (Dewantara II , 1994). Dengan demikian, pendidikan itu sifatnya hakiki bagi manusia sepanjang peradabannya seiring perubahan jaman dan berkaitan dengan usaha manusia untuk memerdekakan batin dan lahir sehingga manusia tidak tergantung kepada orang lain akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Dalam hal ini, Ki Hadjar membedakan antara Pengajaran dan Pendidikan. Pendidikan adalah tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ibarat bibit dan buah. Pendidik adalah petani yang akan merawat bibit dengan cara menyiangi hulma disekitarnya, memberi air, memberi pupuk agar kelak berbuah lebih baik dan lebih banyak, namun petani tidak mungkin mengubah bibit mangga menjadi berbuah anggur. Itulah kodrat alam atau dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan dan itu diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik.

Sedang Pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin (Dewantara I, 2004).

Relevansi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Konteks Pendidikan saat ini dan di sekolah saya secara khusus

Pendidikan saat ini sudah mulai mengarah pada pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu konsep Merdeka Belajar. Selain itu juga sudah relevan dengan konteks pendidikan di sekolah saya, yaitu penanaman karakter dengan pembiasaan baik seperti berdoa di setiap aktivitas, berperilaku sopan santun. Selain itu di sekolah guru memahami cara belajar masing-masing peserta didik sehingga peserta didik dapat mengembangkan minat dan bakatnya. Apa yang menjadi konsep merdeka belajar sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara sedikitnya sudah diterapkan di sekolah. 

Saya merasa belum sepenuhnya melaksanakan pemikiran Ki Hajar Dewantara karena disibukan dengan administrasi kelas dan perangkat pembelajaran, semoga merdeka belajar yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan bisa sampai ke satuan pendidikan agar pendidik lebih mengutamakan bagaimana cara mengembangkan pembelajaran peserta didik. Tetapi untuk kemandirian dalam menjalankan aktifitas sebagai seorang guru saya akan terus bersemangat dan berusaha belajar baik itu secara mandiri ataupun berkelompok dengan teman sejawat.

2.    Harapan dan Ekspektasi

Harapan saya sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini ialah saya dapat memahami dan mengaplikasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara sehingga bisa mewujudkan merdeka belajar sebagai pendidik, pembelajaran peserta didik, dan sekolah di satuan pendidikan.

Harapan yang ingin saya lihat pada murid-murid saya setelah mempelajari modul ini adalah mereka mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara serta dapat mengembangkan minat dan bakatnya.

Kegiatan, Materi, Manfaat yang saya harapkan di modul ini adalah materi yang mudah saya pahami akan saya terapkan dalam kegiatan pembelajaran dan saya bagikan ilmu yang saya dapat ke rekan sejawat di sekolah atau lingkungan sekitar, sehingga merdeka belajar bisa dirasakan oleh semua kalangan



SUYADI :

1. Refleksi Kritis :

a. Tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran yaitu bahwa pendidikan adalah selauruh daya dan upaya manusia secara terpadu yang dikerahkan dengan tujuan untuk memerdekan aspek lahir dan batin manusia. Sedangkan pengajaran sendiri dapat diartikan sebagai upaya untuk menghilangkan atau membebaskan siswa dari kebodohan dan ketidaktahuan sertasikap yang tidak baik.

b. Pemikiran KHD sangat relevan dengan kontek pendidikan nasional saat ini yang merupakan gambaran cita-cita Bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang juga merupakan  tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Sedangkan secara khusus di sekolah kami sudah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terus berkembang sesuai bakat, minat dan kebutuhannya. Sebagai guru juga sudah menerpakan ing ngarso sung tulodha, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Sehingga membuat lingkungan belajar yang ramah anak sekaligus juga menyenangkan.

c. Sudah berusaha untuk melaksanakan pemikiran Ki Hajar Dewantara tetapi sebagai guru saya belum merasakan merdeka. Karena sebagai guru seharusnya tidak ada lagi dikotomi baik yang diciptakan oleh sistem maupun oleh kalangan guru sendiri, sehingga guru dapat melaksanakan kuwajibannya dengan merdeka.

2. Harapan dan ekspektasi

a. Harapannya sebelum memerdekan siswa terlebih dahulu guru harus dimerdekakkan dengan cara meminimalisasi dikotomi yang terjadi.

b. Dengan upaya yang terus dibangun di lingkungan sekolah yang mendukung tumbuh kembang siswa diharapkan siswa dapat berkembang sesuai kodratnya.

c. Kegiatan yang dilakukan dengan modul ini adalah kita sebagai guru harus merefleksi apa yang harus diperbaiki sehingga merdeka belajar tidak hanya menjadi slogan saja. Modul diharapkan bisa menjadi tuntunan untuk merealisasikan merdeka belajar di sekolah. Sehingga pada akhirnya semua pihak memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Karena pada hakekatnya pendidikan adalah menanam bukan menuai.



ERWINA :

Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara,pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia.Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka,cakap dan berguna bagi masyarakat.Akar pendidikan Ki Hajar Dewantara menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian serta kemerdekaan batin bangsa indonesia agar peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan bangsanya.Hal itu dikarenakan kemerdekaan menjadi tujuan pelaksanaan pendidikdn,maka sistem pengajaran haruslah berfaedah bagi pembangunan jiwa dan raga bangsa.Untuk itu,dimata Ki Hajar Dewantara,bahan bahan pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup rakyat.

Bagi Ki Hajar Dewantara,pendidikdn tidak boleh dimaknai sebagai paksaan.Ia menginginkan peserta didik harus menggunakan dasar tertib dan damai,tata tenteramdan kelangsungan kehidupan batin,kecintaan pada tanah air menjadi prioritas.Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang.Memajukan pertumbuhan budi pekerti,pikiran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan,agar pendidikan dapat memajukan kesempurnaan hidup.Yakni,kehidupan yang selaras dengan perkembangan dunia tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan.

Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam membangun bangsa dan negara.Bila kita berbicara tentang pendidikan,maka sosok Ki Hajar Dewantara serta filosofinya mengenai pendidikan akan terus menjadi perbincangan dan bahan perenungan untuk kemajuan pendidikan.Sebagai Bapak pendidikan nasional,Ki Hajar Dewantara terkenal dengan semboyannya.Yakni Ing ngarso sung tulodo,Ing madya mangun karso,Tut Wuri Handayani,yang artinya di depan menjadi teladan,di tengah membangun semangat,di belakang memberikan dorongan.Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran pendidikan sebagai seorang petani atau tukang kebun.Anak -anak seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh petani.Dalam proses "menuntun" pendidik sebagai "pamong" agar anak tidak kehilangan arah.Seorang pamong memberi tuntunan agar anak menemukan kemerdekaan dalam belajar.

Alkhamdulillah saya sudah melaksanakan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas disekolah.contohnya mengajarkan anak-anak tentang kemandirian,tanggung jawab,pecaya diri serta budi pekerti yang baik.

Harapan saya sebagai pendididk setelah mempelajari modul ini,tentunya pendidikan di sekolah saya menjadi lebih baik lagi dan lebih maju.

Harapan saya pada murid-murid saya di sekolah nantinya akan lebih bisa mandiri,tanggung jawab,percaya diri,serta budi pekerti yang baik,seperti yang saya harapkan tentunya.

Kegiatan materi dan manfaat yang saya harapkan pada modul ini,kegiatannya lebih menarik,lebih berbobot sesuai pedidikan tk yang saya ampu.Kemudian materi dimodul ini membantu saya lebih kreatif lagi untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah saya.Manfaat yang saya harapkan pada modul ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi untuk kelangsungan pendidikan yang lebih maju.



MADHONA WIDYANINGRUM:


Akar pendidikan Ki Hajar Dewantara menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian serta kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan bangsanya. Ki Hadjar Dewantara membedakan antara Pengajaran dan Pendidikan. Pendidikan adalah tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pengajaran dalam Pendidikan dimaknai sebagai upaya membebaskan anak didik dari ketidak tahuan serta sikap iri, dengki, dan egois. Anak didik diharapkan berkembang menjadi manusia dewasa dan bijaksana. Pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara yang masih relevan hingga saat ini yaitu pendidikan dengan sistem among dan Tri Pusat Pendidikan yang memberikan suatu kebebasan berpikir kepada peserta didik untuk mengembangkan kreatifitas yang ada dalam dirinya sesuai dengan penerapan kurikulum 2013. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang berbasis pendidikan karakter seperti nilai keagamaan, kedisiplinan, kejujuran dan tanggung jawab dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan moral pendidikan abad ke 21. Pendidikan abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Sehingga Pendidikan yang saat ini kita lakukan adalah Pendidikan yang dapat menghasilkan peserta didik yang cakap dalam ilmu tehnologi dan juga mempunyai karakter yang baik.

Saya sebagai guru berusaha terus untuk dapat melaksanakan pemikiran Ki Hajar Dewantara, dari slogannya “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani Yang artinya: Di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Saya selalu berusaha memberi teladan kepada peserta didik, selalu mengajak untuk berbuat kebaikan, dan senantiasa memberikan motivasi.

Harapan saya setelah mempelajari modul ini, saya lebih memahami makna filosofi Pendidikan dan pengajaran Ki Hajar Dewantara, sehingga dapat mengaplikasikan dalam dunia Pendidikan yang sekarang ini saya jalani.

Harapan saya pada peserta didik setelah mempelajari modul ini, mereka dapat merasakan merdeka belajar yang sesungguhnya, mereka dapat berfikir kreatif, kritis, berkomunikasi, berkolaborasi serta menjadi pribadi yang lebih baik, berbudi pekerti yang luhur, dan siyap, tanggap dalam mengikuti perkembangan jaman.


DYAH RETNO:

1. Tulisan Reflektif Kritis 

Pendidikan dan Pengajaran menurut Ki Hajar Dewantara merupakan hasil dari budi manusia yang beradab dan hasil perjuangan manusia dalam menjalankan kodrat alam dan zaman atau masyarakat yang selalu ada dalam aspek kehidupan. Pendidikan menjadi hal mutlak dalam beradaptasi dengan perkembangan zaman, sebab melalui pendidikan, manusia bisa bertahan dan menyelaraskan dengan perkembangan zaman. Manusia akan menjadi pribadi mandiri, mampu menggunakan olah pikir dan budi secara sadar, mampu mengandalkan kekuatan diri sendiri baik lahir maupun batin untuk beradaptasi menghadapi perkembangan zaman.

Dengan pemahaman di atas, pemikiran Ki Hajar Dewantara memberi landasan bagi pendidikan di Indonesia secara umum, dan kepada pelaksanaan pembelajaran pada sekolah saya secara khusus. Pendidikan yang dilaksanakan dengan pembelajaran di negeri ini hendaklah menempatkan anak bangsa sebagai manusia penuh potensi yang mampu menggunakan akal pikir secara kodrat untuk secara mandiri menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan memegang teguh budi pekerti luhur. Konteks pada sekolah saya, pemikiran Ki Hajar Dewantara menjadi garis besar pelaksanaan pembelajaran dimaksudkan untuk membekali siswa agar mampu menyelaraskan kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan negara saat ini, dan agar siswa mampu berolah pikir dan berdaya secara mandiri.

Secara pribadi saya telah mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan tugas pendidikan secara merdeka, mendapat kewenangan untuk berkreasi bersama siswa dengan semangat Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun karso, dan Tut Wuri Handayani. 

2. Harapan dan Ekspektasi 

Setelah mempelajari modul ini, saya berharap saya mampu melaksanakan tugas dalam ranah pendidikan ini dengan lebih baik. Saya berharap saya mampu membawa siswa pada kemerdekaan berpikir, memaksimalkan kemampuan mereka secara kodrat untuk berpikir, berolah rasa, dan memanfaatkan kemampuan diri sendiri untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Saya berharap, dengan mempelajari modul ini, saya memiliki lebih banyak kreativitas yang mempu mewujudkan amanah pendidikan seperti pemikiran Ki hajar Dewantara.

Harapan saya pada siswa, siswa akan lebih berdaya, lebih sadar dengan kemampuan diri sendiri, lebih mandiri dan mampu berusaha dengan lebih baik untuk meningkatkan potensi sehingga memiliki kualitas sesuai dengan zamannya.

Dengan mempelajari modul ini saya berharap untuk mendapatkan inspirasi tentang hal apa saja yang bisa saya terapkan dalam pembelajaran. Dengan rangkaian materi dan kegiatan dalam modul ini saya berharap saya akan dapat lebih banyak bereksplorasi dengan hand-on-learning dan mewujudkan pembelajaran sesuai harapan Ki Hajar Dewantara.