Link Pendaftaran Komunitas Belajar (Gelombang 2) - Page 1 of 6 (kemdikbud.go.id)

    • Pendaftaran Penggerak Komunitas Belajar Implementasi Kurikulum Merdeka

      Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengajak Komunitas Belajar Guru, tenaga kependidikan dan pendidik lainnya untuk bersama-sama mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

      Komunitas Belajar berperan untuk:
      • Memfasilitasi belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka
      • Memfasilitasi diskusi untuk memecahkan masalah seputar Kurikulum Merdeka
      • Memfasilitasi proses berbagi praktik baik dengan rekan sejawat tentang implementasi Kurikulum Merdeka
      • Memfasilitasi refleksi pembelajaran rekan sejawat

    • Selengkapnya silakan simak panduan berikut :



Referensi Tambahan :

A. Memahami Makna Komunitas

Komunitas berarti masyarakat, orang orang yang memiliki kepentingan yang sama, himpunan, dan kepemilikan bersama.Dalam hal pendidikan "komunitas" dapat di aplikasikan menjadi komunitas belajar menurut Usep Supriatna, komunitas belajar didefinisikan sebagai sebuah organisasi di mana para anggotanya mengembangkan kapasitas diri secara terus-menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan mendorong bola berpikir yang luas dan baru, serta terus belajar bagaimana belajar bersama-sama. 

B. Memahami Makna Belajar 

Belajar berasal dari kata ajar yang artinya mencoba, yaitu mencoba sesuatu yang belum diketahui titik belajar sering diidentikkan dengan aktivitas membaca baik yang tertulis maupun tidak tertulis, Untuk mendapatkan pengetahuan baru titik belajar juga diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dan moral yang ada di masyarakat atau keterampilan khusus untuk mencapai tingkat tertentu ada juga yang mendefinisikan belajar dengan 2 definisi, yakni memperoleh pengetahuan dan perubahan kemampuan bereaksi yang relatif tetap sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Terdapat 5 elemen dasar bagi terwujudnya komunitas belajar yaitu

1. Berbagi Nilai dan Norma Mengajar.

Saling berbagi di antara para guru khususnya terkait dengan pengalaman mengajar akan menciptakan norma kebersamaan dan menghindari konflik internal yang negatif dan destruktif  sehingga tidak menghambat sekolah dalam mengemban visi dan misinya. Elemen dasar ini akan mampu menciptakan profesionalitas guru yang memiliki norma dan nilai sehingga mewarnai kegiatannya di ruang belajar.

2. Fokus Secara Kolektif Terhadap Belajar Anak Didik

Pusat perhatian guru secara kolektif harus ditujukan untuk kebutuhan pengembangan cara belajar anak didik agar guru memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap hasil akademis belajar anak didik 

3. Kolaborasi Mengajar

Guru harus terlibat secara penuh dan aktif dalam setiap pertemuan serta diskusi yang membahas tentang kontribusi guru dalam meningkatkan sikap belajar anak didik dan peningkatan kualitas sekolah.  Upaya ini dapat dilakukan bila setiap anggota komunitas rela dikritik dan mengkritik kaya belajar masing-masing.

4. Deprivatisasi  Praktis Mengajar

Dalam proses saling memberi kontribusi dan kritik dalam mengajar guru tidak akan merasa bahwa metode dan strategi mengejarnya yang paling benar guru memiliki keleluasaan untuk memperoleh masukkan melalui proses observasi teman sejawat guru akan lebih banyak berdiskusi saling memberi masukan secara intensif mengenai gaya mengajar yang tepat dengan demikian akan tercipta lingkungan pembelajaran yang positif.

5. Dialog Reflektif Usai Pembelajaran

Dalam dialog refleksi guru akan mudah menyadari kekurangan dan kesalahan mereka dalam mengajar dalam dialog ini buruk juga akan saling mempertanyakan asumsi dasar yang mereka miliki tentang mengajar selain itu anggota komunitas akan saling membangun komitmen serta memberi kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas belajar.
Itulah 5 elemen dasar yang dibutuhkan bagi terwujudnya komunitas pacarnya efektif komunitas belajar yang efektif akan terbangun secara efektif manakala didukung sekolah yang diciptakan untuk seluruh dia sekolah dan masyarakat elemen dasar ini bertujuan untuk memberikan landasan filosofis dan praktis terhadap pelaksanaan komunitas belajar agar tidak melenceng dari pemikiran tajwid al isra awalnya guru dan anak didik sudah seharusnya mempraktikkan elemen dasar ini dalam proses membangun kamu udah belajar supaya berjalan dengan asyik dan menyenangkan bagi tiap anggota.

C. Strategi Membangun Komunitas Belajar

1.  Strategi Membentuk Kelompok Komunitas Belajar

Membangun komunitas belajar harus didahului dengan membentuk kelompok komunitas belajar sebagai kegiatan awal menurut Melvin  L Silberman berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk membentuk kelompok komunitas belajar
a. Kartu Pengelompokan
b. Puzzle
c.  Menemukan Sahabat dan Keluarga Fiktif Terkenal
d. Label Nama
e. Hari Kelahiran
f. Kartu Remi
g. Sebut Angka
h. Rasa Permen
i. Pilih Benda Benda Yang Mirip
j. Materi Siswa

2.  Strategi Mengembangkan Komunitas Belajar

Setelah kelompok belajar terbentuk tugas anda selanjutnya adalah memanfaatkan untuk pengayaan pengetahuan secara interaktif dialogis.  berikut ini adalah beberapa strategi khusus tersebut
a.  Pengadaan Sumber Belajar dan Media Belajar
Ceramah dapat dikurangi apabila tersedia sumber belajar misalnya buku teks radio tv dan internet dan media pembelajaran yang cukup sebaiknya buku teks tidak hanya satu
b.  Mengurangi Ceramah
  Kurangi  sebanyak mungkin selama apa yang sudah tercantum di dalam buku tidak perlu di ceramah kan sur anak didik untuk belajar sendiri dari buku radio tv atau internet namun demikian bukan berarti anda tidak diperbolehkan untuk ceramah sama sekali cara mungkin ada beberapa konsep penting yang perlu di ceramah kan.

1) Diskusi

 diskusi akan berjalan apabila ada masalah yang dimunculkan sumber belajar serta guru yang mengamati dan mengevaluasi guru menyediakan lembar observasi untuk menilai anak didik selain masalah diskusi dan sumber belajar pengelolaan kelas selamat diskusi memegang kunci penting sehingga proses diskusi mendukung terciptanya komunitas belajar secara alami ada di di di kelas dapat dikategorikan sebagai anak didik kelompok A menguasai kelompok b sedang dan kelompok c kurang menguasai berdasarkan jenis kelaminnya ada anak didik laki-laki dan perempuan dan mungkin ada kategori lainnya
 proses diskusi diarahkan agar terjadi proses saling belajar antar anak didik selanjutnya setiap anak didik hendaknya memiliki hasil diskusi kolaborasi bukan berarti anak didik yang kurang mampu mengikuti ada didi yang mampu hasil diskusi hendaknya dimiliki oleh siapa nah didik

2)   Tugas

Berbagai tugas dapat diberikan kepada anak didik. tugas-tugas yang diberikan tersebut harus diminta laporannya karena itu setiap anak didik hendaknya memberi laporan laporan terbaik akan dipajang di kelas dimasukkan ke ke majalah dinding atau di seminar kan ada kan seminar anak didik di kelas atau sekolah bisanya dalam rangka hut kemerdekaan republik indonesia kenaikan kelas dan sebagainya tugas-tugas anak didik yang baik disimpan untuk dipamerkan pada kesempatan yang lain dengan metode ini anak siti yang berprestasi sundul akan bangga dan anak didik yang lain akan ikut terpacu untuk berprestasi

3)  Eksperimen atau Kegiatan Ilmiah

Didalam kurikulum tercantum kompetensi yang berbunyi anak didik mampu berkomunikasi secara ilmiah maksudnya mampu berkomunikasi secara tertulis dan atau lisan karena itulah kegiatan ilmiah harus dibudidayakan di sekolah.

Hal paling penting lain yang harus diupayakan adalah menegakkan prinsip bahwa proses belajar harus dimulai dari guru sehingga guru dapat mengajar secara lebih profesional strategi strategi yang telah kita ulas di atas dilakukan dalam rangka membangun komunitas belajar yang mampu memenuhi tiga sasaran belajar sekaligus baik dalam rangka kognitif psikomotor maupun afektif ranah kognitif mungkin dapat dicapai dalam waktu singkat anak didik yang belajar semalam suntuk untuk mengikuti tes mungkin dapat menerima nilai yang tinggi namun hasil belajar yang diperoleh dengan cara demikian tidak akan bertahan lama dan mudah dilupakan

Sementara itu ranah psikomotor tidak dapat dicapai dalam waktu singkat penguasaan keterampilan memerlukan waktu semakin banyak anak didik berlatih keterampilan maka ia akan semakin terampil dan profesional sedangkan sasaran dalam ranah afektif antara lain meliputi pendapat sebelum bertindak setuju atau tidaknya anak didik terhadap suatu fenomena atau aturan menjunjung tinggi kedisiplinan bertenggang rasa mau menerima saran bersikap objektif menjaga kebersihan dan sebagainya sikap tidak dapat dibentuk seketika proses pembentukan sikap memerlukan waktu karena membutuhkan adanya internalisasi dan proses psikologi seseorang orang yang paham dan terampil seringkali dibarengi dengan pembentukan serta perubahan sikap yang positif

Sinergi seluruh kekuatan menjadi kata kunci dalam membangun komunitas belajar yang efektif untuk mendorong semangat anak didik demi mengembangkan potensi dan skill mereka sebagai modal menghadapi masa yang kompetitif.